Jumat, 08 Oktober 2010

Amnestysia live in Solo Indie Comunity



Amnestysia
from Amnesty word originated from the philosophy of non-govermental organization that promotes human rights.
Asai then used Donny Martalia as the band's name and added the word -Sia by Dafis Aditama. A few days after concept practice Amnestysia 2 songs immediately appear on the show with the band Communities Solo Indie Amnestysia their senior assisted by Comil(drummer) from Fire Fire Fire screemo band. Although Amnestysia play with less neat but his character was almost able to make sizable plasticity band that still fairly small boy and his speech is also tolerable. With a touch of ambient music and the theme song of alienation and frustation of his psychological disorder are also able to coceptualized by two men in a minimalist. To further Amnestysia be more productive for their music is more mature and learn from many bands their senior.

[text Indonesia]

Amnestysia dari kata Amnesty berawal dari filosofi organisasi non pemerintahan yang mempromosikan hak asasi manusia lalu dipakai oleh Donny Martalia sebagai nama band dan ditambahkan kata -Sia oleh Dafis Aditama. Beberapa hari setelah konsep 2 lagu dan latihan Amnestysia langsung tampil di acara Komunitas Solo Indie bersama band kakak kelas mereka. Amnestysia dibantu oleh comil [drumer] dari band screemoo" Fire Fire Fire". walaupun Amnestysia bermain dengan kurang rapi tapi karakternya sudah hampir bisa kelihatan lumayan buat band yang masih terbilang anak kecil ini dan sambutannya juga lumayan. Dengan sentuhan musik ambient dan lagu yang bertemakan keterasingan dan frustasi juga gangguan psikologis mampu dikonsep oleh dua orangsecara minimalis. Untuk selanjutnya Amnestysia harus lebih produktif untuk musik mereka yang lebih dewasa dan belajar banyak dari band kakak kelas meraka.

Rabu, 23 Juni 2010

Wawan Kurniawan "Photografer"


Wawan Kurniawan was born on October 17, 1988 in Banjarmasin [the island of Kalimantan in Indonesia]. Over - +18 years he settled in Banjarmasin to finish his high school. After graduation he moved to Solo [Java, Indonesia] to continue their education in college. He continued to Muhamadiyah Surakarta Universita geography faculty and he lived in a rented near the campus area. After several months in Solo, he made friends with college friends smester Rica bottom and often play together until when he met with Katca and Donny Martalia in a city where the sidewalks used to hang around young people. They so often come together and play together until the long run finally time to make each of them busy. Henry also became interested in photographing events and He is taking a course of short-term photographer. The development of the ability to take pictures fairly well spelled Wawan armed with his camera and lenses, he was always taking pictures of each moment and also a model. Until one day he was to appear LaminatingEffeck an active capturing the moment of the phenomenon. This is where the friendship Wawan Kurniawan and LaminatingEffeck origin in the creation of the phenomenon.

"Thanks for always Wawan Kurniawan"



[translate Indonesia]
Wawan Kurniawan lahir tanggal 17 Oktober 1988 di Banjarmasin [Pulau Kalimantan di Indonesia ] .Selama -+18 tahun dia menetap di Banjarmasin hingga selesai sekolah SMA nya. Setelah lulus dia hijrah ke Solo [Pulau Jawa ,Indonesia ] untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Dia melanjutkan ke Universita Muhamadiyah Surakarta fakultas geografi dan dia tinggal di sebuah kontrakan dekat daerah kampus. Setelah beberapa bulan di Solo dia berteman dengan Rika teman kampus smester bawah dan sering bermain bersama sampai ketika dia bertemu dengan Katca dan Donny Martalia di sebuah trotoar kota tempat biasa nongkrong anak muda . Mereka jadi sering berkumpul dan bermain bersama sampai lama kelamaan akhirnya waktu membuat sibuk mereka masing-masing. Wawan pun menjadi tertarik dengan aktivitas memotret dan Dia mengambil kursus photografer jangka pendek . Perkembangan kemampuan mengambil gambar Wawan terbilang lumayan baik dengan berbekal Kamera dan Lensa nya , Dia selalu mengambil gambar setiap momen dan juga model . Sampai suatu ketika LaminatingEffeck tampil dia lah yang aktif mengabadikan momen fenomena itu . Dari sinilah pertemanan Wawan Kurniawan dan LaminatingEffeck berawal dalam penciptaaan fenomena .

"Terima kasih selalu Wawan Kurniawan"

Jumat, 04 Juni 2010

Liryc "Sininsme Aku" LaminatingEfeck

Cynicism I [Universal]

Noise like delusions
discrimination did not stop ..
Forcing and kept forcing ..
raped ..
tortured soul ...

paintful emotions
unfriendly to touch ..
Hated in himself ..
suggesting I'm obsessed with death ..
Obsessed with death ....

Cynicism I ...

* Note:
"Lyrics song from the expression of inner feelings Donny Martalia who are suffering in his soul against disorder. Where is the lack of dealings and injustice tore lives upside down so hard on the soul and juice until the top end without feeling despair. Written in the style of an irregular language, and phrases amelioratif experimental, Impressed invites a moment of thoughts and feelings. "



Sinisme Aku [Translate Indonesia]

Kebisingan bagai delusi
diskriminasi tak henti..
Memaksa dan terus memaksa..
memperkosa..
menyiksa jiwa...

Emosi yang menyakitkan
tak ramah menjamah..
Membenci dalam diri..
mendoktrin Aku terobsesi mati..
Terobsesi mati....

Sinisme Aku...

*Catatan:
"Lirik lagu dari ungkapan perasaan terdalam Donny Martalia yang menderita dalam melawan penyakit gangguan jiwanya. Dimana ketidak ramahan dan ketidak adilan kehidupan mengobrak abrik jiwa dan perasannya begitu keras tanpa perasaan sampai puncak akhir keputus asaan. Ditulis dengan gaya bahasa tak beraturan, amelioratif dan frase yang experimental, Terkesan mengajak sejenak pikiran dan perasaan."

Kamis, 27 Mei 2010

Sabtu, 08 Mei 2010

Tora [Drumer LaminatingEfeck]


Tora was born in Jakarta, August 4, 1987 at the family grew up in Solo in the average harmonized like others of his. Since SD has loved music and was playing with a band of his friends, although still learning but he liked it. Tora likes of Nirvana's first band, he often sang his songs of nirvana with friends at the same time learning to play their own music without learning from the teacher alone. Tora just rely on his emotional intelligence and feeling in to play drums by listening to a lot of songs from bands that he liked the band. Tora school until high school graduation and one year later wander idle in the capital Jakarta to find work. There he joined with his grandmother and grandfather. But there his life was not like he had hoped. After one year he returned to his hometown and then he continued his studies because of its mandate from the parents. Tora become pure art school student, his life rather better than before and he also gets a girlfriend. His activities the day he finished his day with his lecture and drawing are also working side-screen printing t-shirts. In her spare time she also spent her from playing the drums with his friend Donny Martalia he knew since high school. Until now he was still in college and facing his life that he never knows what will happen.

[Translate Indonesia]
Tora lahir di Jakarta 4 Agustus 1987 di besarkan di Solo dalam keluarga harmonis yang rata rata seperti orang lain nya. Sejak SD sudah menyukai musik dan sudah bermain band bersama teman teman nya walaupun masih belajar namun dia menyukai nya. Tora menyukai band pertama kali yaitu Nirvana , sering dia membawakan lagu lagu nirvana bersama teman nya waktu itu yang sama sama belajar bermain musik sendiri tanpa belajar dari sorang guru. Tora hanya mengandalkan kecerdasan emosional dan feeling nya dalam bermain drum dengan mendengarkan banyak lagu dari band band yang dia sukai. Tora sekolah sampai lulus SMA dan kemudian menganggur satu tahun merantau di ibu kota Jakarta untuk mencari pekerjaan. Disana dia ikut dengan nenek&kakek nya. Namun disana hidupnya tak seperti yang dia harapkan. Setelah satu tahun dia kembali lagi ke kota asal nya dan kemudian dia melanjutkan kuliah karena amanah dari orang tua nya. Tora menjadi mahasiswa fakultas seni rupa murni, kehidupan nya lumayan lebih baik dari sebelumnya dan dia juga mendapatkan seorang pacar. Aktivitas nya sehari hari dia habis kan dengan kuliah nya dan menggambar juga kerja sampingan sablon kaos. Dalam waktu luang nya dia juga menghabiskan nya dengan bermain drum bersama temannya Donny Martalia yang dia kenal sejak SMA. Sampai sekarang dia masih dalam kuliah nya dan menghadapi hidupnya yang tak akan pernah dia tahu apa yang akan terjadi.

Minggu, 02 Mei 2010

The third tour with Donny Martalia MiniaturBumi





















The third tour with
Donny Martalia MiniaturBumi to the city of Jakarta, a city far from their cities and need a lot of cost is also a long time. Arriving at grandma's house where they stayed the drummer Tora MiniaturBumi and journey into the venue they borrowed his dad's car bssis miniaturBumi Davis who happened to his father's office in Jakarta. They were leaving in the evening approximately 6 hours and then Donny Martalia ventured to drive the car in the city is so very dense and also jammed. Donny was feeling a little bit scared because the car used by his father belonged to Davis, but what his friends may make no one could drive in addition to Davis and Davis was not already have a driver's license. Because of a busy highway and pretty far too, their journey was almost more than an hour they arrived at the venue they thankfully do not have transportation if they could be three hours and a lot of the fare to ride the bus arrive at the event. The event was a busy time so far as they show up to fight the crowd always paint their finished appearance. After the show said they received greetings from friends in Jakarta Grunge community and provide some snacks but they hesitate to share it with the community and Surabaya who came there as well. Many who thought MiniaturBumi rich bands that actually have a car of Donny and his friends carrying pocket that fits fit's. Not long later, they returned to the house of the drummer's grandmother Tora but stopped briefly to Tora friend's house to get something to eat and rest for a moment. After that, to where his grandmother Tora and morning Jampes Donny and her friend left her friends to go to his uncle who lived in Jakarta that was not so far from Tora grandmother's house. But Donny's only just a moment there until 1 o'clock in the afternoon he headed straight back to Solo because the next day he had to work again. Donny arrived in Solo at 4 am in the terminal when he had eight hours of active work. Really tiring trip but this is not the end of the tour, Donny Martalia

[translate Indonesia]
Tour ke tiga Donny Martalia bersama MiniaturBumi menuju ke kota Jakarta, kota yang jauh dari kota mereka dan perlu banyak biaya juga waktu lama. Setiba disana mereka menginap rumah nenek Tora sang drumer MiniaturBumi dan perjalanan menuju ke tempat acara mereka meminjam mobil ayah davis sang bssis miniaturBumi yang kebetulan ayah nya dinas di Jakarta. Mereka berangkat malam hari kira kira jam 6 dan saat itu Donny Martalia memberanikan diri untuk mengemudi mobil di kota Jakarta yang begitu sangat padat dan juga macet. Donny pun merasa agak sedikit takut karena mobil yang dipakai itu milik Ayah nya Davis namun apa boleh buat teman teman nya tidak ada yang bisa mengemudi selain Davis dan Davis pun belum mempunyai surat ijin mengemudi. Karena jalan raya ramai dan lumayan jauh juga, perjalanan mereka hampir lebih dari satu jam mereka tiba di tempat acara untungnya mereka mendapat alat transportasi kalo tidak mereka bisa 3 jam an dan banyak ongkos untuk naik bus sampai di tempat acara. Acara waktu itu ramai sekali hingga sampai mereka tampil perkelahian penonton selalu mewarnai sampai penampilan mereka selesai. Setelah tampil mereka mendapat salam sapa dari teman teman komunitas Grunge Jakarta dan memberikan beberapa makanan kecil tapi mereka sungkan lalu membagikan nya dengan komunitas Surabaya yang datang disana juga. Banyak yang mengira MiniaturBumi band yang kaya punya mobil yang sebenarnya Donny dan teman teman nya membawa saku yang pas pas an. Tidak lama kemudian mereka pulang menuju rumah nenek Tora sang drumer namun mampir sebentar ke rumah teman Tora untuk cari makan dan istirahat sejenak. Setelah itu menuju tempat nenek Tora dan pagi nya Donny dan temannya Jampes meninggalkan teman teman nya untuk pergi ke tempat paman nya yang tinggal Di Jakarta yang tak begitu jauh dari rumah nenek Tora. Namun Donny hanya sejenak saja disana sampai siang pukul 1 dia langsung berangkat menuju pulang ke Solo karena ke esok an harinya dia harus kerja lagi. Donny tiba di Solo jam 4 pagi di terminal padahal jam 8 dia harus aktiv bekerja . Benar benar perjalanan yang melelahkan namun ini belum akhir dari tour Donny Martalia